Proyeksi Positif Sektor Keuangan 2025: Kredit Perbankan dan DPK Tumbuh Stabil, OJK Optimis
- Selasa, 18 Februari 2025

JAKARTA — Optimisme terhadap kinerja sektor keuangan di Indonesia pada tahun 2025 terus berkembang, dengan proyeksi pertumbuhan yang menunjukkan angka positif. Hal ini disampaikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang memperkirakan sektor keuangan akan tetap stabil dan tumbuh meskipun menghadapi berbagai tantangan global dan domestik. Dalam proyeksi tersebut, kredit perbankan dan Dana Pihak Ketiga (DPK) diperkirakan akan tumbuh secara signifikan.
Kepala OJK Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Utara (Kaltara), Parjiman, menyatakan bahwa kredit perbankan diprediksi akan tumbuh dalam rentang 9 hingga 11 persen pada tahun 2025. Pertumbuhan ini akan didukung oleh kenaikan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang diperkirakan akan tumbuh antara 6 hingga 8 persen. Proyeksi ini menunjukkan optimisme terhadap daya serap pasar terhadap produk-produk perbankan dan investasi.
"Proyeksi kredit perbankan akan tumbuh 9 hingga 11 persen pada tahun 2025, yang didukung dengan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga sebesar 6 hingga 8 persen. Hal ini mencerminkan bahwa sektor keuangan Indonesia tetap memiliki daya tarik meskipun kondisi ekonomi global penuh tantangan," ujar Parjiman dalam keterangan resminya, Senin (17/2/2025).
Baca Juga
Kinerja Sektor Keuangan yang Positif Meski Ada Tantangan
Meski optimisme terlihat pada sektor kredit perbankan, OJK juga mencatat bahwa sektor lainnya, seperti pasar modal dan pembiayaan, juga mengalami proyeksi yang cukup baik. Di pasar modal, penghimpunan dana ditargetkan mencapai angka yang signifikan, yakni sebesar Rp 220 triliun. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada ketidakpastian ekonomi global, minat investor di Indonesia tetap tinggi.
Namun, Parjiman mengingatkan bahwa sektor pembiayaan perusahaan, meskipun diperkirakan akan tumbuh 8 hingga 10 persen, tidak lepas dari tantangan. Salah satu sektor yang diprediksi menurun adalah penjualan kendaraan bermotor, yang dipengaruhi oleh fluktuasi daya beli masyarakat dan faktor-faktor eksternal lainnya. Meskipun demikian, angka proyeksi pertumbuhan piutang pembiayaan tetap menunjukkan angka yang positif, yang mencerminkan ketahanan sektor pembiayaan di tengah tantangan yang ada.
"Piutang pembiayaan diperkirakan tetap tumbuh 8 hingga 10 persen, meskipun kami memperkirakan adanya penurunan penjualan kendaraan bermotor. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada beberapa sektor yang tertekan, sektor pembiayaan tetap menjadi andalan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi," ujar Parjiman.
Aset Asuransi dan Dana Pensiun Tumbuh Stabil
Selain itu, sektor asuransi dan dana pensiun diperkirakan akan terus mengalami pertumbuhan yang stabil. OJK memproyeksikan bahwa aset asuransi akan tumbuh dalam rentang 6 hingga 8 persen pada tahun 2025. Begitu juga dengan aset dana pensiun yang diperkirakan akan tumbuh dalam rentang yang sama, yaitu 9 hingga 11 persen.
Proyeksi ini memberikan gambaran yang positif terhadap sektor-sektor yang berfokus pada perlindungan dan investasi jangka panjang. Hal ini juga mencerminkan bahwa masyarakat semakin peduli terhadap perencanaan keuangan jangka panjang, seperti asuransi dan dana pensiun, yang menjadi instrumen penting dalam menjaga stabilitas keuangan di masa depan.
"Aset asuransi diperkirakan akan tumbuh 6 hingga 8 persen, begitu juga dengan aset dana pensiun yang diproyeksikan mengalami pertumbuhan 9 hingga 11 persen. Ini adalah indikator yang sangat baik bahwa masyarakat semakin sadar akan pentingnya perlindungan finansial jangka panjang," ujar Parjiman.
Aset Penjaminan Tumbuh Seimbang dengan Sektor Asuransi
Tak hanya sektor asuransi dan dana pensiun, sektor penjaminan juga diperkirakan akan mengalami pertumbuhan positif. OJK memperkirakan aset penjaminan akan tumbuh dalam rentang 6 hingga 8 persen pada tahun 2025. Hal ini menunjukkan bahwa sektor penjaminan tetap menjadi komponen penting dalam mendukung sektor keuangan Indonesia, meskipun ada tantangan global yang mempengaruhi kestabilan ekonomi.
"Aset penjaminan akan tumbuh dalam kisaran yang sama dengan sektor asuransi dan dana pensiun, yaitu 6 hingga 8 persen. Hal ini menunjukkan bahwa sektor penjaminan juga memberikan kontribusi yang besar terhadap ketahanan ekonomi Indonesia," ungkap Parjiman.
Sinergi dan Kolaborasi Antara Pemerintah dan Pemangku Kepentingan
Salah satu faktor utama yang mendorong proyeksi positif sektor keuangan adalah sinergi yang kuat antara OJK, pemerintah, otoritas moneter, industri jasa keuangan, pelaku usaha, dan masyarakat. Parjiman menekankan bahwa untuk mencapai target kinerja sektor jasa keuangan yang maksimal, penting bagi seluruh pemangku kepentingan untuk bekerja sama dan berkolaborasi dalam merumuskan kebijakan yang mendukung pertumbuhan sektor ini.
Menurutnya, kerjasama antara semua pihak sangat penting dalam mengatasi tantangan yang mungkin dihadapi oleh sektor keuangan Indonesia pada tahun 2025. Pemerintah dan OJK harus memastikan bahwa kebijakan yang diambil dapat memperkuat sektor keuangan dan mendukung perekonomian nasional secara keseluruhan.
"Kami sangat mengharapkan sinergi yang kuat antara OJK, pemerintah, otoritas moneter, industri jasa keuangan, pelaku usaha, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya. Sinergi ini diperlukan untuk mencapai target kinerja sektor jasa keuangan dan memaksimalkan manfaatnya bagi perekonomian nasional," kata Parjiman menutup pernyataannya.
Kehati-hatian dalam Menyikapi Tantangan Eksternal
Meskipun proyeksi yang disampaikan cukup positif, Parjiman juga mengingatkan bahwa sektor keuangan Indonesia harus tetap waspada terhadap potensi tantangan global yang dapat memengaruhi pasar. Ketegangan geopolitik, fluktuasi harga komoditas, serta dinamika ekonomi global menjadi faktor eksternal yang harus diperhatikan.
"Meski kami optimistis dengan proyeksi yang ada, tantangan global tetap perlu diwaspadai. Kami akan terus berkoordinasi dengan semua pihak untuk menjaga stabilitas sektor keuangan di Indonesia," jelasnya.
Proyeksi Pertumbuhan yang Seimbang dan Positif
Secara keseluruhan, proyeksi yang disampaikan oleh OJK menunjukkan bahwa sektor keuangan Indonesia pada tahun 2025 akan mengalami pertumbuhan yang seimbang dan positif, dengan sektor kredit perbankan, pembiayaan, asuransi, dana pensiun, dan penjaminan yang diperkirakan tumbuh stabil. Sinergi antara berbagai pihak, baik pemerintah maupun sektor swasta, menjadi kunci dalam memastikan bahwa sektor keuangan dapat berfungsi dengan optimal dalam mendukung perekonomian Indonesia.
Bagi pelaku sektor keuangan dan masyarakat, penting untuk mengikuti perkembangan ini dan mengambil langkah-langkah yang cerdas dalam mengelola aset serta investasi. Keberhasilan sektor keuangan akan memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia secara keseluruhan, dan OJK optimis bahwa sektor ini akan terus berkembang dengan baik dalam menghadapi berbagai tantangan yang ada.

David
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
PLTS Dorong Pemanfaatan Energi Bersih di Indonesia
- 08 September 2025
2.
Terumbu Karang PLTU Batang Dukung Ekowisata
- 08 September 2025
3.
ULTIMA PLN Icon Plus Permudah Home Charging EV
- 08 September 2025
4.
Kilang Cilacap Tingkatkan Budaya Keselamatan Kerja
- 08 September 2025
5.
KUR BRI 2025 Tawarkan Angsuran Ringan Mudah
- 08 September 2025